Ketahuilah bahwa isim ghairu munsharif merupakan cabang dari isim
munsharif. Ada 9 faktor yang menyebabkan dia tidak bisa dimasuki tanwin, yang
kesemuanya merupakan cabang dari yang lainnya: wazan fi’il adalah cabang wazan
isim, shifat adalah cabang dari maushuf, ta’nits adalah cabang tadzkir, alif
nun juga cabang karena serupa dengan tanda ta’nits karena tidak bisa menerima
tanda ta’nits sehingga tidak pernah dijumpai
عطشانة وسكرانةsebagaimana tidak ada kata: حمراة وصفراة, ta’rif adalah cabang
tankir, ‘ujmah adalah cabang ‘arabiyyah, jamak adalah cabang mufrod, ‘adal
adalah cabang ma’dul, dan tarkib adalah cabang mufrod. Jika terpenuhi 2 sebab
saja dari 9 sebab di atas maka jadilah isim tersebut mirip dengan fi’il
sehingga tidak bisa dimasuki tanwin.[1] Akan
kita bahas satu persatu isim ghairu munsharif, bi idznillah. Pada kesempatan
kali ini insya Allah akan kita bahas shighah muntaha al-jumu’ terlebih dahulu.
صيغة منتهى
الجموع Shighah Muntahal Jumu’
A. Definisi
Kata صيغة berwazan فِعْلَة merupakan mashdar hai’ah[2] dari fi’il
صاغ-يصوغ.
Misalnya dalam kalimat صاغ
الكلامَ maknanya adalah
رتّبه وهيّأه (merangkai dan
membentuk kalimat).[3]
Berdasarkan wazan tersebut, semestinya dibaca صِوْغَة, namun dikarenakan sebelumnya berharakat kasrah maka huruf
“wawu” diganti dengan huruf “ya” untuk memudahkan bacaan.[4] Maka secara bahasa,
صيغة
bermakna هيئة (bentuk).[5] Adapun menurut
istilah nahwu, صيغة bermakna penulisan kata yang terdiri
dari huruf asal dan huruf tambahan dan pembentukan kata tersebut setelah
disusun huruf-hurufnya dan dilafadzkan beserta harakatnya.[6]
Kata مُنتَهى berwazan مُفتَعَل merupakan mashdar mimi[7] dari
fi’il انتهى-ينتهي. Misalnya dalam
kalimat انتهى الشيءُ
maknanya adalah بلغ
نهايتَه (telah sampai
batasnya).[8] Dan
sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an:
وَلَقَدْ رَآهُ
نَزْلَةً أُخْرَى عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (النجم: 13-14)
“Sesungguhnya
Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang
lain, yaitu di Sidratil Muntaha” (Q.S. an-Najm: 13-14)
Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhu- menjelaskan:
سميت سدرة المنتهى لأن
علم الملائكة ينتهي إليها ولم يجاوزها أحد إلا رسول الله صلى الله عليه وسلم
“Dinamakan sidratul muntaha (pohon puncak), karena ilmu
malaikat puncaknya sampai di sini. Tidak ada yang bisa melewatinya, kecuali
Rasulullah -shallallahu
‘alaihi wa sallam-.”[9]
Sedangkan kata الجموع merupakan jama’ taksir[11] dari
kata الجَمع, berwazan فُعول yang termasuk ke dalam wazan jama’
katsroh.[12]
Yang dimaksud dengan الجموع di sini adalah
جُموع التكسير.
Dari arti kata di atas maka dapat kita simpulkan bahwa secara
bahasa صيغة منتهى الجموع bermakna “bentuk terakhir dari
bentuk-bentuk jama’ taksir”. Dinamakan demikian dikarenakan bentuk ini tidak
boleh dijamak lagi setelahnya, inilah salah satu sebab yang membuat dia berbeda
dengan bentuk jama’ taksir yang lain.[13]
Rizki Gumilar
di Kampung Santri
[1] Asror
al-‘arabiyyah: 161-162
[2] Mashdar
Hai’ah adalah mashdar yang menunjukkan bentuk terjadinya suatu perbuatan
dan dia dibentuk dari fi’il tsulatsi dengan wazan فِعْلَة, seperti: أكل إكلةَ
النَّهِم “dia makan dengan lahap”. (mu’jam al-auzan
ash-shorfiyyah: 246)
[3] Mu’jam
al-lughah al-‘arabiyyah al-mu’ashirah: 1335
[4] Ash-Shihah
taaju al-lughah wa shihah al-‘arabiyyah: 1324
[5] Al-Munjid fii
al-lughah wa al-adab wa al-‘ulum: 440
[6] Mu’jam lughah
an-nahwi al-‘arabi: 342
[7] Mashdar
Mimi adalah mashdar yang diawali dengan huruf mim tambahan, untuk fi’il
ghairu tsulatsi wazannya mengikuti wazan isim maf’ul. (syadzaa al-‘arfi fii
fanni ash-sharfi: 81)
[8] Al-Qomus
al-muhith: 1341
[9] Ta’liqat ‘ala Shahih Muslim: 1/145
[10] Al-Mu’jam
al-wasith: 960
[11] Jama’
Taksir adalah jama’ yang berubah dari bentuk tunggalnya atau tidak tersusun
dari bentuk tunggalnya. (mausu’ah ‘ulum
al-lughah al-‘arabiyyah: 5/59)
[12] Jama’
Katsroh adalah jama’ yang menunjukkan bilangan lebih dari 10. (mausu’ah
‘ulum al-lughah al-‘arabiyyah: 5/60)
OALAH MBUUUH... RUWET MBRIWET NJLIMET MARAI MUMET
BalasHapusMasya Allah,artikel yg sangat bermanfaat bagi para pelajar bahasa arab,afwan minta ijin donlod unuk belajar
BalasHapusDengan senang hati
BalasHapusAlhamdulillah, saya suka sekali mmbc isi blognya ustdz....byk nambah ilmu baru..
BalasHapusWazan" yg termasuk sighoh muntahal jumu' , ada brp yaa ustadz? Mohon disebutkan beserta contohnya , buat kami belajar
BalasHapusJazaakallooh khoiron
Makasih ilmu yang ada di galeri ini
BalasHapusApa ini. cuma teori ga ada contoh2nya
BalasHapus