Kala itu Dawud Basya (seorang
menteri di Turki pada masa Daulah Utsmaniyyah) hendak belajar bahasa Arab, maka
ia pun memanggil “guru privat”.
Karena seringnya sang guru memberi contoh kalimat:
ضَرَبَ
زَيْدٌ عَمْرًا
Maka suatu hari ia bertanya kepada gurunya: “apa kesalahan Amr
hingga Zaid memukulinya setiap hari?? Serendah itukah kedudukan Amr hingga Zaid
bisa bebas memukulinya??!!”
Sang guru menjawab: “tidak ada yang memukul maupun yang dipukul
wahai tuanku, ini hanya sebuah contoh yang dibuat para ulama supaya mudah
dipahami.”
Jawaban tersebut tidak memuaskan hati Dawud, ia pun marah dan
memenjarakan gurunya.
Kemudian ia mencari guru yang lain dan kejadian ini pun berulang,
hingga penjara dipenuhi oleh para ahli nahwu.
Hingga ia memanggil seorang ulama dari Baghdad, yang mana ulama
tersebut sudah tahu apa yang hendak ditanyakan sang menteri.
Daud bertanya: “apa kesalahan Amr hingga Zaid terus
memukulinya??!!”
“Kesalahan 'Amr (عمرو) adalah ia telah mencuri wawu
yang ada pada nama anda, Dawud (داود). Semestinya ada dua huruf wawu
pada kata Dawud (داوود). Karenanya para ulama memerintahkan Zaid untuk memukul 'Amr setiap
hari sebagai bentuk hukuman atas perbuatannya" jawab sang ulama dengan
tegas.
Dawud pun puas dengan jawaban ini dan memerintahkan untuk
membebaskan seluruh ulama yang ia penjarakan.
Rizki Gumilar
Disari dari kitab an-Nadzhorot wa al-‘Ibarot karya Musthofa Luthfi
al-Manfaluthi hal: 261-262
di Kampung Santri
Ustadz apa boleh saya belajar dan mengajarkan semua materi yang ustadz posting?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusAlhamdulillah jika bisa bermanfaat bagi orang lain, silakan...
Hapusterimakasih banyak ustadz, qobiltu
BalasHapusBismillah, ustadz, ana bisa menghadiri kajian bahasa arab ustadz di Sukoharjo, di hari apa saja? Syukran
BalasHapusAfwan saya tidak punya jadwal rutin
Hapus