Manusia adalah
makhluk yang bodoh jika tidak Allah berikan ilmu kepadanya. Allah berfirman:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ
أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا
“Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apa pun.”. (An-Nahl:
78)
Kemudian Allah
berikan ilmu hingga manusia pun mengetahui banyak hal. Allah berfirman:
وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ
تَكُن تَعْلَمُ
“Dia
telah mengajarkanmu apa yang belum kamu ketahui.” (An-Nisa: 113)
الَّذِي عَلَّمَ
بِالْقَلَمِ، عَلَّمَ
الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Dialah yang mengajar dengan pena. Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-‘Alaq: 4-5)
Sehingga dari
sini kita mengetahui betapa besarnya nikmat ilmu, yang dengannya kita bisa
terbebas dari gelapnya kebodohan. Bahkan nikmat ilmu ini lebih agung daripada
nikmat ibadah. Karena tanpa ilmu kita tidak akan tahu bagaimana cara ibadah.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَضْلُ الْعِلْمِ خَيْرٌ
مِنْ فَضْلِ الْعِبَادَةِ
“Keutamaan
ilmu itu lebih baik daripada keutamaan ibadah." (HR. Ath-Thabrani).
Karena begitu
besarnya nikmat ilmu maka mensyukurinya pun patut kita prioritaskan. Bagaimana cara
mensyukuri nikmat ilmu? Jika cara mensyukuri nikmat harta dengan cara mensedekahkannya,
maka begitu juga dengan ilmu, dengan cara mensedekahkannya (mengajarkannya). Sufyan
ats-Tsaury rahimahullah pernah mengatakan:
لَا أعلَمُ مِن العِبادَة
شَيئًا أفضَلُ من أنْ يُعلّمَ الناسَ العِلمَ
“Aku
tidak mengetahui ada satu ibadah yang lebih utama dari mengajarkan suatu ilmu
kepada manusia.” (Jami’ bayanil ‘ilmi wa fadhlih: 124)
Maka ikhwatii fillah, sungguh sangat
mengherankan ketika ada orang yang berilmu atau ustadz namun sangat pelit untuk
mengajarkan ilmu, padahal Allah begitu dermawan melimpahkan ilmu kepadanya. Sungguh
tak habis pikir, disaat Allah mudahkan jalan meraih ilmu kepadanya namun dia
persulit orang lain untuk mengambil ilmu darinya. Padahal dia mendapatkan ilmu
tersebut dengan cuma-cuma, atau Allah mudahkan baginya mengais rejeki yang
dengannya dia bisa menuntut ilmu, apa dia merasa ilmu tersebut didapat dengan
kerja kerasnya? Sekali lagi tidak, Allah lah yang memberikan ilmu kepada siapa
yang Dia kehendaki.
Oleh sebab itu janganlah
pamrih wahai akhi wahai ukhti... ingatlah kau sama sekali tak akan merugi ketika
kau sedekahkan ilmumu, justru ia akan menjadi sebuah investasi yang tak
ternilai dan tak terhingga, sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ
انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ
يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika
seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara
(yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau do’a anak yang sholeh”
(HR. Muslim no. 1631)
Abu Kunaiza
Riyadh
BalasHapustoko viagra
viagra asli
pil biru
viagra jakarta